BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah salah satu bentuk
perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu perubahan atau perkembangan
pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan
budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat
perlu terus menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan
dan tuntutan masyarakat modern. Salah satu
ciri masyarakat modern adalah selalu ingin terjadi adanya perubahan yang lebih baik (improvement oriented).
Hal ini tentu
saja menyangkut berbagai bidang, tidak terkecuali bidang pendidikan. Dalam
proses pembelajaran keberadaan guru sangatlah penting dalam pendidikan, karena
guru yang menentukan, apakah tujuan pembelajaran tercapai atautidak?, bagaimana kompetensi siswa ?Pembelajaran konsep yang sering digunakan guru
dalam pembeljaranadalah konsep yang mana cenderung abstrak dan dengan
metode ceramah, sehingga konsep-konsep akademik kurang bisa atau sulit
dipahami. Sementara itu kebanyakan guru dalam mengajar masih
kurangmemperhatikan kemampuan berpikir siswa, atau dengan kata lain tidak
melakukan pengajaran bermakna, metode yang digunakan kurang bervariasi,
dan sebagai akibat motivasi belajar siswamenjadi
sulit ditumbuhkan dan pola belajar cenderung menghafal dan mekanistis
(Direktorat PLP, 2002) Oleh karena itu dalam proses pembeljaran guru harus
mengetahui Model apa yangtepat untuk digunakan dalam proses pembelajran.
Menurut pendapat oleh Peter Sheal (1989)
sesuai dengan“Kerucut Pengalaman Belajar”
Beliau
menyatakan (hasil penelitian) bahwa peserta didik yang hanya mengandalkan“penglihatan” dan “pendengaran”
dalam proses pembelajarannya akan memperoleh daya serapkurang dari 50%. Di sisi lain, dalam melaksanakan proses belajar
mengajar, kurang dari 20%guru yang
menggunakan alat bantu pembelajaran. Kurang dari 30% guru yang selalumengkaitkan
materi dengan kehidupan sehari-hari. Sehingga wajar apabila evaluasi hasil
belajar hasilnya belum seperti yang di harapkan.Dampak lain dari proses pembelajaran tersebut adalah siswa lebih sering menonton gurunya mengajar dari pada memperhatikan
guru mengajar. Sehingga guru yang “lucu”
apalagi memberi nilai “murah” akan menjadi favorit para siswa. Akankah hal
seperti ini kita biarkan atau bahkan dipertahankan? Atau kita akan
mendobrak dengan langkah baru?Mencermati hal
tersebut di atas, perlu adanya perubahan dan pembaharuan, inovasi dalam
merancang proses pembelajran ataupun gerakan perubahan mindset kearah
pencapaian tujuan pendidikan pada umumnya
dan khususnya tujuan pembelajaran.
Upaya-upaya
guru dalam mengatur dan memberdayakan berbagai variabel pembelajaran, merupakan
bagian penting
dalam keberhasilan siswa mencapai tujuan yang direncanakan. Karena itu
pemilihan. Model pembelajaran yang terdapat metode, strategi dan pendekatan
dalam mendesain model pembelajaran
yang berguna untuk mencapai tujuan. Keanekaragaman
model pembelajaran yang hendak di sampaikan pada makalah ini merupakan
upaya bagaimana menyediakan berbagai alternatif dalam strategi pembelajaran
yang hendak disampaikan agar selaras dengan
tingkat perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotorik peserta didik. Baik tidaknya suatu model pembelajaran
atau pemilihan suatumodel pembelajaran akan tergantung pada tujuan
pembelajaran, kesesuaian dengan materi yanghendak disampaikan, perkembangan
peserta didik, dan juga kemampuan guru dalam mengeloladan memberdayakan semua
sumber belajar yang ada.
B. Rumusan Masalah
- Apa yang dimaksud dengan metode pembelajaran?
- Bagaimana Cara menentukan Pemilihan metode pembelajaran yang baik?
- Macam-macam metode dan factor yang mempengaruhi belajar?
C. Tujuan
Dari Latar belakang
yang ada, pemakalah mengangkat sebuah tujuan makalah yaitu “Untuk mengetahui
efisien pendekatan metode belajar dan
factor-faktor yang mempengaruhi belajar”
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Efisien Pendekatan
Efisiensi
adalah perbandingan terbaik antara suatu kegiatan dengan hasilnya. Menurut definisi
ini, efisiensi terdiri atas 2 unsur yaitu kegiatan dan hasil dari kegiatan
tersebut. Efisiensi merupakan suatu
ukuran keberhasilan yang dinilai dari segi besarnya sumber/biaya untuk mencapai
hasil dari kegiatan yang dijalankan.
Pengertian
efisiensi menurut Mulyamah (1987;3) yaitu: “Efisiensi
merupakan suatu ukuran dalam membandingkan rencana penggunaan masukan dengan
penggunaan yang direalisasikan atau perkataam lain penggunaanyang sebenarnya.
SP.Hasibuan
(1984;233-4) yang mengutip pernyataan H. Emerson adalah: “Efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara
input (masukan) dan output. Dari beberapa pendapat di atas maka dapat
disimpulkan bahwa Efisiensi adalah sesuatu yang kita kerjakan berkaitan
dengan menghasilkan hasil yang optimal dengan tidak membuang banyak waktu dalam
proses pengerjaannya. Efektif belum tentu efisien dan begitu sebaliknya.
2.
Metode Belajar
Untuk
lebih memantapkan efektifnya gaya belajar maka seharusnya para pembelajar juga
harus memilih atau mencari waktu yang tepat dan tempat yang menyenangkan untuk
menerapkan gaya belajar yang menjadi favorit.
SmartorKids mengidentifikasi tujuh gaya atau pendekatan belajar yang
berguna bagi orangtua maupun pengajar sekolah, yakni:
1) pendekatan dengan sentuhan fisik.
Pada intinya gaya belajar model ini sangat mengandalkan gerak tubuh. Orang atau
anak-anak yang suka bermain sambil belajar, menggerakkan anggota tubuhnya, tak
bisa duduk diam adalah mereka memiliki gaya belajar ini. Kelak mereka mungkin
lebih baik memilih karier yang dalam praktiknya memerlukan gerak tubuh seperti
penari, olahragawan/wati, dan dunia seni rupa.
2) pendekatan intrapersonal. Orang atau
anak-anak yang memiliki kecenderungan belajar intrapersonal umumnya lebih suka
menyendiri, meski mereka tidak antisosial. Mereka bisa berhubungan dengan orang
lain, hanya saja dalam soal belajar mereka lebih suka menyendiri. Mereka cenderung
memecahkan persoalamya secara mandiri, tanpa melibatkan orang lain.
3) pendekatan interpersonal. Orang atau
anak-anak yang suka berkelompok, memecahkan masalah temannya bersama-sama,
adalah mereka yang belajar dengan cara ini. Pendekatan belajarnya adalah
kooperatif. Kelak anak-anak yang senang belajar dengan cara interpersonal ini
dimungkinkan untuk berhasil dalam karier sebagai konsultan, pengajar, politisi,
pelatih, pengelola bisnis, dan entertainer.
4) pendekatan bahasa. Orang atau anakanak
yang sangat menyukai kegiatan membaca buku dan menulis menunjukkan gaya
belajar. Dongeng, cerita, penjelasan verbal sangat mereka sukai. Kelak mereka
mungkin akan sangat berhasil dalam karier sebagai jurnalis, penyunting, dosen,
atau penulis naskah.
5) pendekatan matematis. Orang atau
anak-anak yang menyukai segala sesuatu yang memerlukan perhitungan, angka,
garis, dan logika, adalah mereka yang belajar dengan cara ini.
6) pendekatan musik. Orang atau anak
anak yang belajar dengan cara ini menunjukkan respons spontan bila
mendengarkan, suara musik atau iwanvian. Mereka menyukai suasana riang.
7) pendekatan visual. Orang atau anakanak
vang belajar dengan cara ini menyukai tampilan dalam bentuk gambar, tontonan,
yang tampak secara visual.
Pemahaman
mengenai gaya belajar secara langsung dihubungkan dengan potensi pembelajar itu
sendiri. Karena itu gaya belajar jangan dipaksakan, tetapi harus dikenali agar
dapat dikembangkan secara baik. Dari penjelasan mengenai bermacam-macam gaya
belajar di atas, secara umum dapat dikatakan bahwa gaya belajar seseorang
sangit dipengaruhi oleh kepekaan indranva (rnata, telinga, kulit, lidah,
hidung), corak kepribadian yang mencakup minat dan bakatnya, juga aspirasi
atau cita-cita hidupnya, serta persepsinya tentang makna belajar. Sementara dalam
konteks masyarakat, gaya belajar “kolektif” yang dominan boleh jadi sangat
ditentukan oleh kebudayaan, sistem sosial politik, serta struktur sosial
ekonomi yang ada (model “sarimin” dan “kepepet” adalah contohnya yang negatif).
Saya kira setiap orang bisa belajar
dengan berbagai macam gaya tersebut, namun salah satu atau beberapa gaya akan
lebih dominan ketimbang lainnya. Orang lain atau teman, misalnya, lebih mudah
belajar dengan pendekatan auditorikinestetik atau gaya pragmatis, sementara
sebagian orang lebih suka visual-auditori dan aktivis-reflektif. Atau adik
kita, lebih awal menunjukkan kecenderungan untuk belajar dengan pendekatan
sentuhan fisik-musik-interpersonal; sementara adiknya lebih cenderung
intrapersonal-matematis-bahasa. Pada titik ini mungkin perlu ditegaskan pula
bahwa tidak ada gaya yang lebih baik di antara semua gaya itu. Semua gaya
belajar itu pada dasarnya baik. Yang penting, si pembelajar memahami gaya
belajarnya masing-masing sehingga dapat belajar secara lebih efektif dan lebih
sesuai dengan keunikan dirinya sebagai anak.
Macam-Macam Metode pembelajaran
1. Metode Ceramah
Metode
pembelajaran ceramah adalah penerangan
secara lisan atas bahan pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk mencapai
tujuan pembelajaran tertentu dalam jumlah yang relatif besar. Seperti
ditunjukkan oleh Mc Leish (1976), melalui ceramah, dapat dicapai beberapa
tujuan. Dengan metode ceramah, guru dapat mendorong timbulnya inspirasi bagi
pendengarnya. Gage dan Berliner (1981:457), menyatakan metode ceramah cocok
untuk digunakan dalam pembelajaran dengan ciri-ciri tertentu. Ceramah cocok
untuk penyampaian bahan belajar yang berupa informasi dan jika bahan belajar
tersebut sukar didapatkan.
2. Metode
Diskusi
Metode pembelajaran
diskusi adalah proses pelibatan dua orang peserta atau
lebih untuk berinteraksi saling
bertukar pendapat, dan atau saling mempertahankan pendapat dalam pemecahan
masalah sehingga didapatkan kesepakatan diantara mereka. Pembelajaran yang
menggunakan metode diskusi merupakan pembelajaran yang bersifat interaktif
(Gagne & Briggs. 1979: 251).
Menurut
Mc. Keachie-Kulik dari hasil penelitiannya, dibanding metode ceramah, metode
diskusi dapat meningkatkan anak dalam pemahaman konsep dan keterampilan
memecahkan masalah. Tetapi dalam transformasi pengetahuan, penggunaan metode
diskusi hasilnya lambat dibanding penggunaan ceramah. Sehingga metode ceramah
lebih efektif untuk meningkatkan kuantitas pengetahuan anak dari pada metode
diskusi.
3. Metode Demonstrasi
Metode pembelajaran
demontrasi merupakan metode pembelajaran yang sangat
efektif untuk menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
seperti: Bagaimana cara mengaturnya? Bagaimana proses bekerjanya? Bagaimana
proses mengerjakannya. Demonstrasi sebagai metode pembelajaran adalah bilamana
seorang guru atau seorang demonstrator (orang luar yang sengaja diminta) atau
seorang siswa memperlihatkan kepada seluruh kelas sesuatau proses. Misalnya
bekerjanya suatu alat pencuci otomatis, cara membuat kue, dan sebagainya.
Kelebihan Metode Demonstrasi:
a. Perhatian
siswa dapat lebih dipusatkan.
b. Proses
belajar siswa
lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.
c. Pengalaman
dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa.
Kelemahan metode
Demonstrasi:
a. Siswa
kadang kala sukar melihat dengan jelas benda yang diperagakan.
b. Tidak
semua benda dapat didemonstrasikan.
c. Sukar
dimengerti jika didemonstrasikan oleh pengajar yang kurang menguasai apa yang
didemonstrasikan.
4.
Metode Ceramah Plus
Metode Pembelajaran
Ceramah Plus adalah metode pengajaran yang menggunakan
lebih dari satu metode, yakni metode ceramah yang dikombinasikan dengan metode
lainnya. Ada tiga macam metode ceramah plus, diantaranya yaitu:
a. Metode
ceramah plus tanya jawab dan tugas
b. Metode
ceramah plus diskusi dan tugas
c. Metode
ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL)
5.
Metode Resitasi
Metode Pembelajaran
Resitasi adalah suatu metode pengajaran dengan
mengharuskan siswa membuat resume dengan kalimat sendiri. Kelebihan Metode Resitasi
adalah :
a. Pengetahuan
yang diperoleh peserta didik dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat
lebih lama.
b. Peserta
didik memiliki peluang untuk meningkatkan keberanian, inisiatif, bertanggung
jawab dan mandiri.
Kelemahan Metode Resitasi
adalah:
a. Kadang
kala peserta didik melakukan penipuan yakni peserta didik hanya meniru hasil
pekerjaan orang lain tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri.
b. Kadang
kala tugas dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan.
c. Sukar
memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual.
6.
Metode Eksperimental
Metode pembelajaran
eksperimental adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran di
mana siswa melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan
sendiri suatu yang dipelajarinya. Dalam metode ini siswa diberi kesempatan
untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri dengan mengikuti suatu proses,
mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri
tentang obyek yang dipelajarinya.
7.
Metode Study Tour (Karya wisata)
Metode
study tour Study tour (karya wisata) adalah metode mengajar dengan mengajak
peserta didik mengunjungi suatu objek guna memperluas pengetahuan dan
selanjutnya peserta didik membuat laporan dan mendiskusikan serta membukukan
hasil kunjungan tersebut dengan didampingi oleh pendidik.
8.
Metode Latihan Keterampilan
Metode latihan
keterampilan (drill method) adalah suatu metode
mengajar dengan memberikan pelatihan keterampilan secara berulang kepada
peserta didik, dan mengajaknya langsung ketempat latihan keterampilan untuk
melihat proses tujuan, fungsi, kegunaan dan manfaat sesuatu (misal: membuat tas
dari mute). Metode latihan keterampilan ini bertujuan membentuk kebiasaan atau
pola yang otomatis pada peserta didik.
9.
Metode Pengajaran Beregu
Metode pembelajaran beregu
adalah suatu metode mengajar dimana pendidiknya lebih dari satu orang yang
masing-masing mempunyai tugas.Biasanya salah seorang pendidik ditunjuk sebagai
kordinator. Cara pengujiannya,setiap pendidik membuat soal, kemudian digabung.
Jika ujian lisan maka setiapsiswa yang diuji harus langsung berhadapan dengan
team pendidik tersebut
10.
Peer Theaching Method
Metode Peer Theaching
sama juga dengan mengajar sesama teman, yaitu suatu metode mengajar yang
dibantu oleh temannya sendiri.
11.
Metode Pemecahan Masalah (problem solving method)
Metode problem solving
(metode pemecahan masalah) bukan hanyasekadar metode
mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebabdalam problem
solving dapat menggunakan metode-metode lainnya yang dimulaidengan mencari data
sampai pada menarik kesimpulan. Metode problem solving merupakan metode yang
merangsang berfikir danmenggunakan wawasan tanpa melihat kualitas pendapat yang
disampaikan olehsiswa. Seorang guru harus pandai-pandai merangsang siswanya
untuk mencobamengeluarkan pendapatnya.
12. Project Method
Project Method
adalah metode perancangan adalah suatu metode mengajar dengan meminta peserta
didik merancang suatu proyek yang akan diteliti sebagai obyek kajian.
13.
Taileren Method
Teileren Method
yaitu suatu metode mengajar dengan menggunakan sebagian-sebagian,misalnya ayat
per ayat kemudian disambung lagi dengan ayat lainnya yang tentusaja berkaitan
dengan masalahnya
14.
Metode Global (ganze method)
Metode Global
yaitu suatu metode mengajar dimana siswa disuruh membaca keseluruhan materi,
kemudian siswa meresume apa yang dapat mereka serap atau ambil intisaridari
materi tersebut.
3.
Faktor-faktor yang Memengaruhi
Belajar
Secara
umum faktor-faktor yang memengaruhi hasil belajar dibedakan atas dua kategori,
yaitu faktor internal dan faktor eksternal Kedua faktor tersebut saling
memengaruhi dalam proses belajar individu sehingga menentukan kualitas hasil
belajar.
a.
Faktor
internal
Faktor
internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat
memengaruhi hasil belajar individu. Faktor-faktor internal ini meliputi faktor
fisiologis dan psikologis.
1) Faktor fisiologis
Faktor-faktor
fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu.
Faktor-faktor ini dibedakan menjadi dua macam. Pertama, keadaan tonus jasmani.
Keadaan tonus jasmani pada umumnya sangat memengaruhi aktivitas belajar
seseorang. Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif
terhadap kegiatan belajar individu. Sebaliknya, kondisi fisik yang lemah atau
sakit akan menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal. Oleh karena
keadaan tonus jasmani sangat memengaruhi proses belajar, maka perlu ada usaha
untuk menjaga kesehatan jasmani. Cara untuk menjaga kesehatan Jasmani antara
lain adalah: 1) menjaga pola makan yang sehat dengan memerhatikan nutrisi yang
masuk ke dalam tubuh, karena kekurangan gizi atau nutrisi akan mengakibatkan
tubuh cepat lelah, lesu, dan mengantuk, sehingga tidak ada gairah untuk
belajar; 2) rajin berolahraga agar tubuh selalu bugar dan sehat; 3) istirahat
yang cukup dan sehat.
Kedua,
keadaan fungsi jasmani/fisiologis. Selama proses belajar berlangsung, peran
fungsi fisiologi pada tubuh manusia sangat memengaruhi hasil belajar, terutama
pancaindra. Pancaindra yang berfungsi dengan baik akan mempermudah aktivitas
belajar dengan baik pula. Dalam proses belajar, pancaindra merupakan pintu
masuk bagi segala informasi yang diterima dan ditangkap oleh manusia, sehingga
manusia dapat mengenal dunia luar. Pancaindra yang memiliki peran besar dalam
aktivitas belajar adalah mata dan telinga. Oleh karena itu, baik guru maupun
siswa perlu menjaga pancaindra dengan baik, baik secara preventif maupun yang,bersifat
kuratif, dengan menyediakan sarana belajar yang memenuhi persyaratan,
memeriksakan kesehatan fungsi mata dan telinga secara periodik, mengonsumsi
makanan yang bergizi, dan lain sebagainya.
2) Faktor psikologis
Faktor-faktor
psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat memengaruhi proses
belajar. Beberapa faktor psikologis yang utama memengaruhi proses belajar
adalah kecerdasan siswa, motivasi, minat, sikap, dan bakat.
-
Kecerdasan/inteligensi
siswa.
Pada
umumnya kecerdasan diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik dalam mereaksi
rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui cara yang tepat.
Dengan demikian, kecerdasan bukan hanya berkaitan dengan kualitas otak saja,
tetapi juga organ-organ tubuh yang lain. Namun bila dikaitkan dengan
kecerdasan, tentunya otak merupakan organ yang penting dibandingkan organ yang
lain, karena fungsi otak itu sendiri sebagai pengendali tertinggi (executive
control) dari hampir seluruh aktivitas manusia.
Kecerdasan
merupakan faktor psikologis yang paling penting dalam proses belajar siswa,
karena itu menenentukan kualitas belajar siswa. Semakin tinggi tingkat inteligensi
seorang individu, semakin besar peluang individu tersebut meraih sukses dalam
belajar. Sebaliknya, semakin rendah tingkat inteligensi individu, semakin sulit
individu itu mencapai kesuksesan belajar. Oleh karena itu, perlu bimbingan
belajar dari orang lain, seperti guru, orangtua, dan lain sebagainya. Sebagai
faktor psikologis yang penting dalam mencapai kesuksesan belajar, maka
pengetahuan dan pemahaman tentang kecerdasan perlu dimiliki oleh setiap calon
guru atau guru profesional, sehingga mereka dapat memahami tingkat kecerdasan
siswanya.
Pemahaman
tentang tingkat kecerdasan individu dapat diperoleh oleh orangtua dan guru atau
pihak-pihak yang berkepentingan melalui konsultasi dengan psikolog atau
psikiater. Sehingga dapat diketahui anak didik berada pada tingkat kecerdasan
yang mana, amat superior, superior, ratarata, atau mungkin lemah mental.
Informasi tentang taraf kecerdasan seseorang merupakan hal yang sangat berharga
untuk memprediksi kemampuan belajar seseorang. Pemahaman terhadap tingkat
kecerdasan peserta didik akan membantu mengarahkan dan merencanakan bantuan
yang akan diberikan kepada siswa.
-
Motivasi
Motivasi
adalah salah satu faktor yang memengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa.
Motivasilah yang mendorong siswa inginn melakukan kegiatan belajar. Para ahli
psikologi mendefinisikan motivasi sebagai proses di dalam diri individu yang
aktif, mendorong, memberikan arah, dan menjaga perilaku setiap saat (Slavin,
1994). Motivasi juga diartikan sebagai pengaruh kebutuhan-kebutuhan dan
keinginan terhadap intensitas dan arah perilaku seseorang. Dari sudut
sumbernya, motivasi dibagi menjadi dua, yairu motivasi intrinsik dan motivasi
ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah semua faktor yang berasal dari dalam
diri individu dan memberikan dorongan untuk melakukan sesuatu. Seperti seorang
siswa yang gemar membaca, maka ia tidak perlu disuruh-suruh untuk membaca,
karena membaca tidak hanya menjadi aktivitas kesenangannya, tapi bisa jadi
juga telah menjadi kebutuhannya. Dalam proses belajar, motivasi intrinsik
memiliki pengaruh yang lebih efektif, karena motivasi intrinsik relatif lebih
lama dan tidak tergantung pada motivasi dari luar (ekstrinsik).
Menurut
Arden N. Frandsen (Hayinah, 1992), yang termasuk dalam motivasi intrinsik untuk
belajar antara lain adalah:
1.
Dorongan
ingin tahu dan ingin menyelediki dunia yang lebih luas;
2.
Adanya
sifat positif dan kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk maju;
3.
Adanya
keinginan untuk mencapai prestasi sehingga mendapat dukungan dari orang-orang
penting, misalkan orangtua, saudara, guru, atau teman-teman, dan lain
sebagainya;
4.
Adanya
kebutuhan untuk menguasai ilmu atau pengetahuan yang berguna bagi dirinya, dan
lain-lain.
Motivasi ekstrinsik adalah faktor
yang datang dari luar diri individu tetapi memberi pengaruh terhadap kemauan
untuk belajar. Seperti pujian, peraturan, tata tertib, reladan guru orangtua,
dan lain sebagainya. Kurangnya respons dari lingkungan secara positif akan
memengaruhi semangat belajar seseorang menjadi lemah.
-
Minat
Secara sederhana, minat (interest)
berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar
terhadap sesuatu. Menurut Reber (Syah, 2003), minat bukanlah istilah yang
populer dalam psikologi disebabkan ketergantungannya terhadap berbagai faktor
internal lainnya, seperti pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi, dan
kebutuhan.
Namun lepas dari kepopulerannya,
minat sama halnya dengan kecerdasan dan motivasi, karena memberi pengaruh
terhadap aktivitas belajar. Karena jika seseorang tidak memiliki minat untuk
belajar, ia akan tidak bersemangat atau bahkan tidak mau belajar. Oleh karena
itu, dalam konteks belajar di kelas, seorang guru atau pendidik lainnya perlu
membangkitkan minat siswa agar tertarik terhadap materi pelajaran yang akan
dipelajarinya.
Untuk membangkitkan minat belajar
siswa tersebut, banyak cara yang bisa digunakan. Antara lain, pertama, dengan
membuat materi yang akan dipelajari semenarik mungkin dan tidak membosankan,
baik dari bentuk buku materi, desain pembelajaran yang membebaskan siswa untuk
mengeksplor apa yang dipelajari, melibatkan seluruh domain belajar siswa
(kognitif, afektif, psikomotorik) sehingga siswa menjadi aktif, maupun
performansi guru yang menarik saat mengajar. Kedua, pemilihan jurusan
atau bidang studi. Dalam hal ini, alangkah baiknya jika jurusan atau bidang
studi dipilih sendiri oleh siswa sesuai dengan minatnya.
-
Sikap
Dalam proses belajar, sikap individu
dapat memengaruhi keberhasilan proses belajarnya. Sikap adalah gejala internal
yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons
dengan cara yang relatif tetap terhadap objek, orang, peristiwa dan sebagainya,
baik secara positif maupun negatif (Syah, 2003). Sikap siswa dalam belajar dapat
dipengaruhi oleh perasaan senang atau tidak senang pada performan guru,
pelajaran, atau lingkungan sekitarnya. Dan untuk mengan tisipasi munculnya
sikap yang negatif dalam belajar, guru sebaiknya berusaha untuk menjadi guru
yang profesional dan bertanggung jawab terhadap profesi yang dipilihnya. Dengan
profesionalitas, seorang guru akan berusaha memberikan yang terbaik bagi
siswanya; berusaha mengembangkan kepribadian sebagai seorang guru yang empatik,
sabar, dan tulus kepada muridnya; berusaha untuk menyajikan pelajaran yang
diampunya dengan baik dan menarik sehingga membuat siswa dapat mengikuti
pelajaran dengan senang dan tidak menjemukan; meyakinkan siswa bahwa bidang
srudi yang dipelajari bermanfaat bagi diri siswa.
-
Bakat
Faktor psikologis lain yang
memengaruhi proses belajar adalah bakat. Secara umum, bakat (aptitude) didefinisikan
sebagai kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan
pada masa yang akan datang (Syah, 2003). Berkaitan dengan belajar, Slavin
(1994) mendefinisikan bakat sebagai kemampuan umum yang dimiliki seorang siswa
untuk belajar. Dengan demikian, bakat adalah kemampuan seseorangyang menjadi
salah satu komponen yang diperlukan dalam proses belajar seseorang. Apabila
bakat seseorang sesuai dengan bidang yang sedang dipelajarinya, maka bakat itu
akan mendukung proses belajarnya sehingga kernungkinan besar ia akan
berhasil.
Pada dasarnya, setiap orang
mempunyai bakat atau potensi untuk mencapai prestasi belajar sesuai dengan
kemampuannya masing-masing. Karena itu, bakat juga diartikan sebagai kemampuan
dasar individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa tergantung upaya
pendidikan dan latihan. Individu yang telah memiliki bakat tertentu, akan lebih
mudah menyerap segala informasi yang berhubungan dengan bakat yang
dimilikinya. Misalnya, siswa yang berbakat di bidang bahasa akan lebih mudah
mempelajari bahasa-bahasa lain selain bahasanya sendiri.
b.
Faktor
faktor eksogen/eksternal
Selain karakteristik siswa atau
faktor-faktor endogen, faktor-faktor eksternal juga dapat memengaruhi proses
belajar siswa. Dalam hal ini, Syah (2003) menjelaskan bahwa faktor faktor
eksternal yang memengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan,
yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial.
1)
Lingkungan
social
1.
Lingkungan
sosial masyarakat. Kondisi
lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa akan memengaruhi belajar siswa.
Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengangguran dan anak telantar juga dapat
memengaruhi aktivitas belajar siswa, paling tidak siswa kesulitan ketika memerlukan
teman belajar, diskusi, atau meminjam alat-alat belajar yang kebetulan belum
dimilikinya.
2.
Lingkungan
sosial keluarga. Lingkungan
ini sangat memengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan keluarga, sifat-sifat
orangtua, demografi keluarga (letak rumah), pengelolaan keluarga, semuanya
dapat memberi dampak terhadap aktivitas belajar siswa. Hubungan antara anggota
keluarga, orangtua, anak, kakak, atau adik yang harmonis akan membantu siswa
melakukan aktivitas belajar dengan baik.
3.
Lingkungan
sosial sekolah, seperti
guru, administrasi, dan teman-teman sekelas dapat memengaruhi proses belajar
seorang siswa. Hubungan yang harmonis antara ketiganya dapat menjadi motivasi
bagi siswa untuk belajar lebih baik di sekolah. maka para pendidik, orangtua,
dan guru perlu memerhatikan dan memahami bakat yang dimiliki oleh anaknya atau
peserta didiknya, antara lain dengan mendukung, ikut mengembangkan, dan tidak
memaksa anak untuk memilih jurusan yang tidak sesuai dengan bakatnya.
2)
Lingkungan
nonsosial.
Faktor faktor yang termasuk lingkungan
nonsosial adalah:
- Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau/kuat, atau tidak terlalu lemah/gelap, suasana yang sejuk dan tenang. Lingkungan alamiah tersebut merupakan faktor-faktor yang dapat memengaruhi aktivitas belajar siswa. Sebaliknya, bila kondisi lingkungan alam tidak mendukung, proses belajar siswa akan terhambat.
- Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan dua macam. Pertama, hardware, seperti gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas belajar, lapangan olahragd dan lain sebagainya. Kedua, software, seperti kurikulum sekolah, peraturan-peraturan sekolah, buku panduan, silabi, dan lain sebagainya.
Faktor materi pelajaran (yang
diajarkan ke siswa). Faktor ini hendaknya disesuaikan dengan usia perkembangan
siswa, begitu juga dengan metode mengajar guru, disesuaikan dengan kondisi
perkembangan siswa. Karena itu, agar guru dapat memberikan kontribusi yang
positif terhadap aktivitas belajar siswa, maka guru harus menguasai materi
pelajaran dan berbagai metode mengajar yang dapat diterapkan sesuai dengan
kondisi siswa.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan
pembahasan di atas bahwa kesimpulan yang dapat saya ambil tentang 1) Evisiensi
Pendekatan, 2) Metode Belajar dan, 3) Factor-Fakor yang Mempengaruhi Belajar,
bahwa Efisiensi adalah sesuatu yang kita kerjakan berkaitan dengan menghasilkan
hasil yang optimal dengan tidak membuang banyak waktu dalam proses
pengerjaannya. Efektif belum tentu efisien dan begitu sebaliknya. Agar belajar lebih
efektif maka membuthkan Metode Belajar dan gaya belajar maka para pembelajar
juga harus memilih atau mencari waktu yang tepat dan tempat yang menyenangkan
untuk menerapkan gaya belajar yang menjadi favorit. Dalam suatu belajar juga
ada factor-faktor yang dapat mempengaruhi dalam pelaksanaan pembelajaran.
B. Saran
Dari penyusunan makalah ini penulis
mengaharpkan, pembaca yang telah membaca makalah dapat mengerti dan memahami
tentang pembahasan ini. Penulisan mengaharapkan dalam penulisan makalah tentang
efisiensi pendekatan, metode belajar, dan factor-faktor yang mempengaruhi
belajar, khususnya bagi mahasiswa/i JINARAKKHITA dapat memahami serta dapat
menganalisis isi pembahasan tersebut. Dalam penyusunan makalh ini, masih banyak
kesalahan dan kekurangan, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dalam penyusunan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Simamora, Roymond H. (2009). BUKU AJAR PENDIDIKAN
DALAM KEPERAWATAN. Jakarta : EGC
0 komentar:
Posting Komentar